Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang akan menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat berpikir demi perubahan dan kemajuan negara ini. Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah sebuah kehidupan yang berdiri direntang masa kanak-kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda bersifat labil, kontrol emosi dan kstabilan pendirian masih bisa dipengaruh oleh pihak luar. Seorang pemuda mempunyai ciri yang khas yang menggambarkan seperti apa ia terlihat yang menunjukkan kepribadiannya
Seorang pemuda harus bisa beradaptasi dan
bergaul dengan lingkungan disekitarnya. Maksudnya agar tumbuh sikap rasa peduli
dan rasa kebersamaan didalam dirinya. Lihatlah dizaman sekarang teknologi yang
berkembang telah disalahgunakan seolah-olah globalisasi telah memberi efek
buruk pada generasi muda. Individualisme itulah yang terjadi pada pemuda zaman
sikap peduli pada lingkungan sekitar menurun drastis. Contoh umum jika ada
kerja bakti dilingkungan sekitar banyak pemuda yang bermalas-malasan untuk ikut
serta dalam kegiatan ini lebih memilih bermain dirumah atau memainkan
android,iphone atau apalah itu . Pemuda seperti apa ini!
Dalam kehidupannya seorang pemuda dituntut
dapat bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Proses sosialisasi pemuda
didefinisikan proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian
diri. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga. Melalui proses
sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarna cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu
bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan
budayanya.Sesuai dengan pepatah lama semakin banyak dilihat semakin banyak
dirasa. Jadi pengalaman adalah hal yang dibutuhkan seorang pemuda bisa
bertindak dan mengasah pola pikirnya untuk perubahan yang akan datang.
Pengalaman adalah hal yang sangat penting
dalam menunjang kemajuan pola pikir seorang pemuda.Pemuda dituntut kreatif
inovatif dan korporatif (kerjasama”dalam hal baik”). Semakin banyak ia bergaul
dengan orang lain maka semakin banyak pengalaman yang ia peroleh. Ia dikenal
banyak orang dan mendapat banyak sekali akses dari orang disekitarnya ditambah
dengan etika dan kepribadiannya yang baik, siapapun pasti menyukai sosok pemuda
seperti ini. Kemudian kita bandingkan dengan pemuda yang bersifat
individualisme, kikuk ditengah masyarakat,kaku dan tidak mampu mengaplikasikan
manfaat dirinya akan terbuang ditengah kehidupan.
Kondisi yang masih labil membuat pemuda sering
hanyut dengan berbagai pergaulan untuk itu berhati-hatilah memilih teman
bergaul. Diperlukan pertahanan yang kuat agar tidak terjerumus kedalam
kegelapan akibat pergaulan bebas yang sangat membahayakan generasi muda. Banyak
contoh-contoh menunjukkan pemuda atau generasi zaman sekarang rusak, mulai dari
video porno SMA, Sex bebas SMP.Mau jadi apa generasi seperti ini.Bukannya
memperbaiki kondisi bangsa sekarang malah menambah beban yang ada.
Peran pemuda sangat dibutuhkan dalam
pembangunan. Seorang pemuda dituntut dapat merubah keadaan kearah yang lebih
baik bukannya memperburuk keadaan atau merusak tatanan yang telah ada.
Calon-calon pemimpin yang akan datang, tokoh masyarakat atau bahkan menjadi
panutan untuk orang lain.
Kilas balik sejarah bangsa kita Indonesia.
Bukan fisik atau senjata menjadi tonggak awal kita merdeka tapi karena adanya
inisiatif atau kesadaran para pemuda zaman perjuang waktu itu kita merdeka.Adanya
sikap revolusioner dan motivasi diri maka pemuda saat itu bisa membawa negara
kita mencapai kemerdekaan. Berdirinya Bung Tomo telah menumbuhkan rasa kesatuan
dan persatuan rakyat indonesia. Ini artinya bahwa pemuda mampu menggapai apapun
dan mampu membuat sebuah perubahan yang luar biasa. Bung tomo adalah organisasi
perkumpulan pemuda yang pertama, lalu semangatnya telah memotivasi
pemuda-pemuda lain sehingga terbentuklah organisasi pemuda-pemuda yang lain
seperti jong java,jong sumatera, maupun jong-jong lainnya.
Pemuda adalah sesuatu yang luar biasa, seperti
yang telah dibicarakan sebelumnya walaupun emosi yang sangat labil tapi pemuda
memiliki kelebihan-kelebihan yang menonjol adalah mau menghadapi perubahan,
baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan
itu sendiri Perubahan. Tetapi sering kali informasi yang diterima tidak melalui
seleksi yang ketat sehingga seorang pemuda mudah terbawa arus dan pengaruh
media massa yang ada.
SOSIALISASI
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui
media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar
ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan
berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana
seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat
tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana
seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat
tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan
kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam
sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan
Sosialisasi.
a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor
dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah
orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana
mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses
sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain
atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja
ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara
efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma
atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya
dan pada masyarakat umum.
Proses sosialisasi
Menurut George Herbert
Mead
George Herbert Mead berpendapat
bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap
sebagai berikut :
·
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang
anak mempersiapkan diri untuk mengenal duni sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada
tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan"
yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan
"mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak.
Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan
kenyataan yang dialaminya.
·
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin
sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada
tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang
tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang
dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan
kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai
terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak
orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang
yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana
anak menyerap norma dan nilai. Bagi
seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant
other)
·
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah
mulai berkurang dan digantikan olehperan yang secara langsung dimainkan sendiri dengan
penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun
meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia
mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin
banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan
teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar
keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak
mulai menyadari bahwa ada norma tertentu
yang berlaku di luar keluarganya.
·
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized
Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat
menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia
dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi
dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya
peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak
dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini
telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Menurut
Charles H. Cooley
Cooley lebih menekankan peranan
interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self concept)
seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang
kemudian disebut looking-glass
self terbentuk melalui tiga
tahapan sebagai berikut.
1. Kita membayangkan bagaimana
kita di mata orang lain.'
Seorang anak merasa dirinya
sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki
prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
2. Kita membayangkan bagaimana
orang lain menilai kita.'
Dengan pandangan bahwa si anak
adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain
terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada
tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya.
MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau
orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan
ini belum tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila
dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa
jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada
anak yang lebih hebat dari dia.
3. Bagaimana perasaan kita
sebagai akibat dari penilaian tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa
sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya
diri.
Ketiga tahapan di atas berkaitan
erat dengan teori labeling,
dimana seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa
penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka
ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai
dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum tentu
kebenarannya.
Sumber :